Nenek Raffi Ahmad Derita Stroke semasa Hidup, Kenali Pemicunya!

Raffi Ahmad dan Mami Popon saat masih hidup. (Design by @salwadiatma)

ANDALPOST.COM – Dunia hiburan kembali berduka, nenek presenter dan pebisnis Raffi Ahmad belum lama ini meninggal dunia pada Sabtu (31/12/2022). Sang nenek, Mami Popon atau yang memiliki nama lengkap Hanifah binti Darma sebelum meninggal dunia sempat menderita penyakit stroke.

Seseorang dapat mengidap stroke karena pembuluh darah pada bagian otak pecah dan berdarah, atau saat ada sesuatu yang menyumbat suplai darah ke otak. Penyumbatan tersebut menyebabkan tercegahnya darah dan oksigen yang mencapai jaringan otak.

Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan harus segera ditangani karena dapat berakibat fatal, seperti kerusakan otak yang berkepanjangan, kecacatan jangka panjang, hingga kematian.

Melalui unggahan di sosial media, Raffi Ahmad menyampaikan kabar tersebut dalam sebuah postingan foto dan video di akun Instagram pribadinya dengan menuliskan caption sebagai berikut.

Innalillahi wainna ilaihi rajiun..Meninggal dunia Pukul 16.01 pada hari ini Sabtu, 31 Desember 2022, Neneku Tercinta Ibu Hanifah binti Darma (mamih popon), semoga Allah ampuni segala dosa dan khilafnya,” tulis Raffi Ahmad, Sabtu (31/12/2022).

Insyallah dimakamkan besok di Bandung … Mohon dimaafkan bilamana Mamih atau Nenekku ada salah ya,” tulisnya. 

Mami Popon sendiri merupakan Ibu dari Amy Qanita, yang juga merupakan nenek dari Raffi sekaligus Nisya dan Syahnaz.

Perempuan berusia 88 tahun yang menjadi pasangan seorang jenderal polisi tersebut sempat berjuang melawan penyakit stroke selama hidupnya 

Keluarga besar Raffi Ahmad mengungkapkan bahwa mendiang Mami Popon dimakamkan bersebelahan dengan makam suaminya di Bandung, Jawa Barat. 

Postingan Raffi Ahmad setelah melangsungkan pemakanan Mami Popon.

Terkait penyakit stroke yang dialami oleh almarhumah, Mami Popon diketahui telah berjuang melawan stroke selama tujuh bulan.

Berdasarkan keterangan resmi dari keluarganya, Beliau mengalami berbagai komplikasi akibat stroke, dan sempat menjalani cuci darah. Namun, kondisinya justru semakin menurun.

“Jam 4 (kemarin), memang kan selama ini mami saya sudah pakai alat-alat kan, semua alat-alat di rumah, tapi alat ventilator, alat naikin tensi, tapi lama dari hari ke hari ibu saya sudah pendarahan di paru-paru sudah infeksi, sudah ke mana-mana kan karena stroke organ tubuhnya, sudah kena ke ginjal juga,” kata Amy Qanita di rumah duka kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada hari ini, Senin (2/1/2023).

“Kemarin juga di rumah sakit sempat cuci darah juga, cuma pas sudah di rumah nggak ada progresnya. Sudah sangat lemah, melemah-melemah,” tambah Amy Qanita.

Terkait hal tersebut, tim Andalpost.com menghimpun keterangan resmi menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang mengatakan bahwa ada beberapa gejala yang dialami seseorang jika terkena stroke.

Gejala tersebut meliputi kelumpuhan, mati rasa atau rasa lemas (pada lengan, wajah, dan tungkai, terutama pada satu sisi tubuh), kesulitan berbicara atau memahami orang lain, ucapan cadel, kebingungan, disorientasi, atau kurangnya respons tubuh, perubahan perilaku mendadak (terutama peningkatan agitasi).

Selain itu juga, adanya masalah penglihatan, kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan atau koordinasi, sakit kepala parah, kejang, dan mual atau muntah.

Adapun faktor penyebab stroke meliputi tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, merokok, pil KB, jumlah sel darah merah yang tinggi, kolesterol dan lipid darah tinggi.

Penyebab lainnya adalah kurang olahraga, kegemukan, penggunaan alkohol yang berlebihan, obat-obatan ilegal, irama jantung yang tidak normal, kelainan struktur jantung, diet, pola makan yang tidak seimbang, dan kolesterol.

Stroke sendiri memiliki dua jenis, yaitu stroke iskemik (arteri tersumbat) dan stroke hemoragik (pecahnya pembuluh darah).

Stroke Iskemik adalah stroke yang paling umum terjadi ketika pembuluh darah otak menyempit atau tersumbat, sehingga menyebabkan aliran darah berkurang (iskemia). Pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah atau gumpalan darah.

Sedangkan stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah. Ini dapat terjadi akibat banyak kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah.

Penyakit stroke dapat menyerang siapa saja, dan pada usia berapa pun. Beberapa faktor risiko stroke dapat diubah atau dikelola, sementara yang lain tidak.

Namun, peluang terkena stroke meningkat jika seseorang memiliki faktor risiko tertentu, seperti faktor genetik atau keturunan, adanya riwayat stroke sebelumnya, dan faktor usia yang lebih tua di atas 55 tahun menyebabkan dua kali lipat resiko terkena stroke.

Pada kasus Mami Popon sendiri, tidak dijelaskan secara terperinci terkait faktor utama yang menjadi penyebab stroke hingga beliau tutup usia.

Stroke membutuhkan perhatian medis segera. Jika seseorang mengalami stroke, segera lakukan perawatan dengan dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan insentif sehingga mencegah terjadinya risiko yang lebih buruk akibat penyakit stroke. Perawatan yang tepat adalah kunci untuk mencegah stroke. 

(RNH/FAU)