Tak hanya itu, Ukraina juga ingin memutus jalur pasokan Rusia dengan bergerak ke selatan menuju Laut Azov.
Sayangnya, lima bulan berlalu, tapi tujuan tersebut belum juga terealisasi.
Pasukan Ukraina berada sekitar 80-90 km dari pantai, dan pertahanan Rusia yang luas sejauh ini masih kuat.
“Berlari 300 meter ke posisi musuh pada bulan Juni adalah satu hal, dan hal lain lagi ketika Anda berlutut dalam lumpur, pakaian hangat, alat pelindung, ransel dengan pakaian cadangan,” terang Kolonel Oleksandr Popov, seorang komandan brigade pengintai artileri yang unitnya juga beroperasi di wilayah tersebut.
Sementara itu, Michael Kofman, Senior Fellow di Carnegie Endowment for International Peace menjelaskan konflik antara kedua negara telah mencapai fase transisi. Kedua belah pihak pun berinisiatif di berbagai wilayah.
“Secara keseluruhan, serangan Ukraina di selatan telah mencapai puncaknya atau akan segera berakhir,” ungkap Kofman.
Perang Artileri
Pertempuran penting di sepanjang garis depan yang membentang hampir 1.000 km (620 mil) terjadi di sekitar kota timur Bakhmut, Avdiivka dan Kupiansk.
Sementara dua serangan utama terjadi di selatan, satu di dekat Orikhiv dan satu lagi di selatan Velyka Novosilka.
Artileri akan tetap menjadi senjata utama di musim dingin, menurut Popov.
Selain itu, artileri akan lebih efektif ketika sasarannya lebih statis dan pohon-pohon gundul tidak memberikan kamuflase bagi pasukan di darat, sesuatu yang berdampak pada kedua belah pihak.
Meskipun sang kolonel mencatat penurunan hampir tiga kali lipat dalam jumlah serangan artileri Rusia di sektor front Lyman bulan lalu. Jika dibandingkan dengan Oktober 2022, beberapa ahli mengatakan kedua belah pihak memiliki stok amunisi yang terbatas.
“Menurut saya, keunggulan artileri yang dimiliki Ukraina dalam sebagian besar serangannya kini akan surut, dan ketersediaan amunisi Ukraina akan dibatasi,” kata Kofman.
“Rusia juga akan terpaksa menghemat amunisi, namun kini akan semakin mendapat manfaat dari masuknya pasokan yang datang dari Korea Utara,” imbuhnya.
Jauh dari medan perang, Ukraina berusaha melumpuhkan pertahanan udara, pesawat, dan aset angkatan laut Rusia dengan menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok oleh Barat, dengan harapan serangan semacam itu akan mempersulit musuh untuk mendukung pasukan garis depan. (spm/ads)