Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pekerja Gaza Hilang Misterius di Israel Ditengah Penangkapan Massal

Kelompok hak asasi manusia khawatir mengenai penangkapan lebih lanjut di tengah berlanjutnya penggerebekan di Tepi Barat yang diduduki (Foto: Jaafar Ashtiyeh/AFP)

Ketidakjelasan

“Kami telah menerima ratusan panggilan telepon dari anggota keluarga orang-orang yang bekerja di Israel sebelum serangan (7 Oktober),” beber Jessica Montell, direktur eksekutif HaMoked.

Sejauh ini, kata Montell, lebih dari 400 keluarga dan teman orang hilang telah menghubungi organisasi tersebut.

Mereka mencoba melacak orang-orang yang dicintai apakah selamat dari pemboman Israel serta pengepungan.

Panggilan telepon tersebut telah berkurang dalam seminggu terakhir karena warga Gaza semakin terputus dari komunikasi.

Sebagai bagian dari pekerjaannya, HaMoked pun secara rutin mengirimkan nama-nama tahanan kepada pihak berwenang Israel untuk mengetahui di mana mereka mungkin ditahan.

“Militer Israel seharusnya memberi tahu kami dalam waktu 24 jam tentang siapa yang mereka tahan dan di lokasi mana mereka ditahan,” kata Montell.

“Tetapi bagi semua warga Gaza, mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka bukanlah pihak yang berhak untuk memberikan bantuan.”

“Tidak mungkin tidak jelas di mana mereka ditahan, berapa banyak yang ditahan, dalam kondisi apa, dalam status hukum apa,” tambahnya.

Sekelompok enam organisasi lokal, termasuk HaMoked, telah mengajukan petisi kepada Pengadilan Tinggi Israel untuk mengungkapkan nama dan lokasi para tahanan guna memastikan kondisi penahanan yang manusiawi.

Menurut para pembuat petisi, beberapa warga Palestina telah ditahan di daerah Almon. Sebuah tempat dimana Walid juga ditahan.

Tak hanya di daerah Almon, mereka juga kemungkinan ditahan di dekat Ramallah, dan di Sde Teyman, dekat Beer al-Sabe (Be’er Sheva), di gurun Naqab selatan atau Negev.

Ketika permusuhan dimulai dan penyeberangan Beit Hanoun (dikenal sebagai Erez bagi orang Israel) ke Gaza utara ditutup, para pekerja berusaha menuju Tepi Barat guna mencari perlindungan di antara penduduk Palestina.

Namun pada tanggal 10 Oktober, Koordinator Kegiatan Pemerintahan di Wilayah Israel (COGAT) mencabut semua izin kerja yang sebelumnya dikeluarkan untuk penduduk Gaza. Sehingga membuat pemegang izin menjadi orang asing ilegal. (spm/ads)