Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pemerintah Korea Selatan Mengimbau Pengemudi Truk: Berhenti Mogok Kerja

Pemogokan kerja dilakukan oleh supir cargo di Korea Selatan dikarenakan kenaikan suku bunga. (Sumber: Barchard)

Dampak Mogok Kerja

Memburuknya kondisi kerja dan tekanan ekonomi, yang disebabkan oleh kenaikan biaya bahan bakar dan suku bunga, juga membuat mereka merasa terpuruk.

Kerugian akibat pemogokan sejauh ini, sebagian besar terbatas pada industri dalam negeri seperti konstruksi. Sampai saat ini, belum ada laporan tentang gangguan substansial terhadap ekspor utama seperti chip komputer dan mobil.

Yoon mengatakan, bahwa para pengemudi truk yang mogok bekerja telah mengancam pemerintah untuk menghancurkan fondasi industri mereka.

Hal ini, tentu berkaitan dengan keterlambatan pengiriman bahan seperti semen dan baja ke lokasi konstruksi dan pabrik.

Menurutnya, para pemogok telah melakukan kegiatan terlarang dalam aksi unjuk rasa ini. Alhasil, mereka menghasut para rekan kerja yang lainnya untuk berpartisipasi dalam pemogokan ini.

“Tidak ada cara untuk membenarkan tindakan mengambil nyawa orang dan ekonomi nasional sebagai sandera untuk mencapai kepentingan mereka sendiri,” kata Yoon dalam rapat Kabinet.

Para pejabat mengatakan, bahwa perintah untuk mulai bekerja kembali akan dikeluarkan untuk para supir truk semen. Tentunya, karena industri konstruksi, paling terpukul oleh pemogokan ini.

Di sisi lain, Menteri Keuangan, Choo Kyung-ho, mengatakan dalam pengarahan hari Selasa, bahwa pengiriman semen telah berkurang lebih dari 90% sejak awal pemogokan.

Ia juga menambahkan, sekitar setengah dari lokasi konstruksi negara telah mengalami gangguan akibat pemogokan yang dilakukan para pengemudi truk ini.

(wan/mic)