Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pemimpin Afrika Mulai Misi Perdamaian Dibarengi Serangan Brutal dari Rusia

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Naledi Pandor, Menteri Hubungan Internasional dan Kerjasama Afrika Selatan, Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin dan Presiden Persatuan Komoro Azali Assoumani mengunjungi sebuah gereja di lokasi kuburan massal, di kota Bucha. (Foto: Valentyn Ogirenko/Reuters)

Kebuntuan Diplomatik

Ledakan terjadi bahkan ketika kebuntuan diplomatik berlanjut antara pejabat Afrika Selatan dan otoritas Polandia di Warsawa.

News 24 Afrika Selatan melaporkan, bahwa perselisihan dimulai setelah pesawat sewaan dengan keamanan presiden dan wartawan mendarat di ibu kota Polandia dari Johannesburg pada Kamis (15/6/2023) sore.

Ramaphosa, yang mendarat dengan penerbangan terpisah, harus melakukan perjalanan ke Kyiv dengan kereta api dan dikawal dengan petugas keamanan.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (Foto: REUTERS/Esa Alexander)

“Pesawat sewaan kedua yang seharusnya membawa tim keamanan bertemu dengan presiden di selatan Polandia sebelum dia pergi ke Kyiv tidak pernah tiba untuk menjemput warga Afrika Selatan setibanya mereka di Bandara Chopin Warsawa,” News 24 melaporkan.

“Tidak jelas siapa penyedia layanan yang menyediakan pesawat sewaan kedua,” bebernya.

Menurut wartawan Afrika Selatan di tempat kejadian, pihak berwenang Polandia menolak membiarkan personel keamanan Afrika Selatan meninggalkan pesawat. Serta mengancam akan menyita 13 kontainer senjata dan peralatan di dalamnya.

Sebagai tanggapan, Jenderal Wally Rhoode, kepala keamanan Ramaphosa, mengadakan konferensi pers di tangga pesawat.

“Mereka menunda kami,” katanya, menuduh pihak berwenang Polandia melakukan sabotase dan rasisme.

“Mereka membahayakan nyawa presiden kita karena seharusnya sudah berada di Kyiv sore ini,” bebernya.

Sementara itu, di Kyiv, juru bicara kepresidenan Vincent Magwenya mengatakan,  presiden aman serta misi perdamaian berjalan dengan baik sesuai rencana. (spm/ads)