ANDALPOST.COM — Pemimpin Hizbullah Syed Hassan Nasrallah berbicara kepada para pengikutnya pada Jumat (3/11/2023) mengenai perang Israel-Hamas yang telah dimulai sejak 7 Oktober lalu.
Pertempuran antara Hizbullah dan Israel telah meningkat di sepanjang perbatasan mereka dalam beberapa pekan terakhir.
Kelompok bersenjata Lebanon mengklaim telah kehilangan 57 pejuang. Sementara Israel mengatakan bahwa enam tentaranya tewas dalam baku tembak dan rudal. Setidaknya enam warga sipil juga meninggal dunia.
Banyak yang memperkirakan Nasrallah akan mengumumkan langkah kelompok selanjutnya. Tetapi, ia justru menahan diri untuk tidak melakukannya. Syed Hassan Nasrallah justru mengutuk serangan Israel di Jalur Gaza.
Pidato Nasrallah
Serangan bulan Oktober adalah operasi eksklusif Palestina, Nasrallah pun memuji para martir yang gugur. Ia kemudian juga berterima kasih kepada Irak serta Yaman yang dengan tegas berdiri untuk Palestina dalam konflik tersebut.
Ia menggambarkan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagai peristiwa besar yang mengguncang penindasan, pendudukan, perebutan rezim Zionis dan para pendukungnya di Washington dan London.
“Operasi tersebut 100 persen dilakukan oleh orang Palestina, baik dari segi keputusan maupun pelaksanaannya,” beber Nasrallah.
“Elemen kerahasiaan adalah kunci keberhasilan operasi ini, ini merupakan sebuah kejutan, kejutan yang mengejutkan, tidak seperti apa yang diasumsikan oleh banyak orang,” sambungnya.
“Operasi ini tidak ada hubungannya dengan keputusan atau langkah apa pun yang diambil oleh faksi lain dalam poros perlawanan,” kata Nasrallah, merujuk pada koalisi pasukan anti-Israel yang dipimpin Iran di wilayah tersebut.
“Setiap saat ketika terjadi pertempuran, mereka mulai berbicara tentang program nuklir Iran, negosiasi AS-Iran,” imbuhnya.
“Padahal kerahasiaan seputar seluruh operasi pada tanggal 7 Oktober membuktikan bahwa serangan itu semata-mata tentang perjuangan Palestina, dan tidak ada hubungannya dengan masalah internasional atau regional,” beber dia.
“Sejak revolusi Iran selalu terbuka mengadopsi dan mendukung faksi perlawanan di Lebanon, Palestina, dan di wilayah tersebut. Namun, mereka tidak menjalankan wewenang atau kendali apa pun terhadap faksi-faksi itu. Apa yang terjadi membuktikan fakta ini,” lanjut Nasrallah.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.