AS Bertanggung Jawab atas Perang di Gaza
Sementara Amerika Serikat (AS) menurut Nasrallah harus bertanggung jawab atas kekerasan di Gaza.
“Gaza dan warga terguncang akibat pemboman udara yang biadab, ganas, brutal, kejam, dan tanpa ampun,” katanya.
Ia menuduh AS justru hanya diam melihat banyaknya anak-anak serta kaum perempuan yang tewas dalam konflik berkepanjangan tersebut.
Nasrallah mengatakan tanggapan AS mengungkap kemunafikan Barat terhadap isu-isu seperti demokrasi dan supremasi hukum.
“Kami tinggal di hutan. Kita semua harus membuktikan fakta ini. Amerika Serikat sepenuhnya bertanggung jawab atas perang yang berkecamuk di Gaza, melawan orang-orang yang tidak bersenjata dan tidak berdaya,” sambungnya.
Nasrallah mengatakan bahwa Hizbullah memasuki perang sehari usai serangan Hamas terjadi.
“Beberapa orang mengklaim bahwa kami akan terlibat dalam perang. Saya beritahu Anda, kami telah terlibat dalam pertempuran ini sejak 8 Oktober,” kata Nasrallah.
“Perlawanan Islam di Lebanon mulai beroperasi keesokan harinya.”
“Apa yang terjadi di front kami sangat penting dan signifikan,” kata Nasrallah, seraya mengklaim bahwa konflik di perbatasan dengan Israel adalah yang terpanas sejak tahun 1948.
“Namun saya jamin ini bukanlah akhir. Ini tidak akan cukup,” tegas dia.
Selain itu, ia juga meminta negara-negara Arab untuk lebih banyak membantu Gaza.
“Kami menyerukan negara-negara Arab dan Muslim untuk memutus pasokan minyak dan gas serta makanan dari Israel,” kata Nasrallah, menggemakan tuntutan yang dibuat oleh Iran awal pekan ini.
“Pada suatu saat nanti, seluruh umat manusia akan mendengarkan alasan yang masuk akal mengenai konflik tersebut,” kata dia. (spm/ads)