Lalu, beberapa kandidat yang lebih muda telah angkat topi tahun ini. Terutama, di antara mereka adalah jurnalis bombastis Rabi Lamichhane (48).
Mantan pembawa acara televisi itu, membuat namanya terkenal dengan program berita, di mana dia meneriaki para pejabat.
Serta, mengarahkan kamera tersembunyi pada birokrat yang korup, memanfaatkan frustasi publik atas korupsi yang endemik.
“Saya telah memilih partai lama di masa lalu, tetapi kali ini saya memilih kandidat baru,” kata Sushant Thapa, seorang mahasiswa berusia 26 tahun, dilansir oleh AFP.
“Saya berharap akan ada tim baru di parlemen yang akan mendengarkan bahasa publik,” ujarnya.
Tidak ada Perubahan
Tetapi, para analis mengatakan sistem parlementer Nepal kemungkinan akan menghasilkan parlemen yang didominasi partai-partai terkemuka.
“Tampaknya publik telah berhenti mengharapkan perubahan besar,” kata Guna Raj Luitel, editor surat kabar Nagarik.
“Tidak mungkin ada mayoritas untuk satu partai. Ini lagi-lagi akan menjadi permainan kekuatan dan pemerintahan koalisi yang sama,” beber Guna Raj.
Di sisi lain, komunitas Himalaya yang terpencil di Nepal, menjadikan setiap pemungutan suara nasional sebagai prestasi logistik.
Lalu, pejabat komisi pemilihan mengatakan, akan memakan waktu empat hingga lima hari untuk mengetahui hasilnya. (spm/fau)