Apa yang Terjadi di Israel?
Dalam beberapa hari terakhir, puluhan ribu orang Israel telah berbaris ke Yerusalem dan lebih banyak pengunjuk rasa turun ke jalan di Tel Aviv.
Para pengunjuk rasa tersebut berupaya untuk memblokir rencana perombakan peradilan kontroversial Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Protes ini semakin memanas pada hari-hari menjelang debat yang dimulai hari Minggu menjelang pemungutan suara parlemen pada hari Senin (24/07/2023).
Keputusan tersebut menjadi bagian penting dari proposal disahkan menjadi undang-undang.
Dari RUU yang sedang digalakkan oleh parlemen di Israel tersebut, menyebutkan akan membatasi kekuasaan Mahkamah Agung. Yaitu, untuk membatalkan apa yang dianggap keputusan pemerintah atau menteri yang “tidak masuk akal”.
Para kritikus memandang undang-undang tersebut sebagai ancaman bagi demokrasi Israel.
Protes ini telah terjadi selama berminggu-minggu di Israel. pusat protes anti-pemerintah selama 29 minggu berturut-turut.
Atas adanya protes keras ini membuat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden ikut mendesak Israel dalam sebuah pernyataan hari Minggu.
Yakni, tidak terburu-buru melakukan reformasi peradilan yang semakin “memecah belah”, mengingat tantangan lain yang dihadapi sekutu AS itu. (paa/lfr)