Selain itu, orang-orang juga lebih banyak memasak di rumah, beberapa menyarankan. Penduduk Tiongkok juga dilarang bepergian karena beberapa wabah Covid, dan beberapa telah dikunci.
“Ada lebih banyak orang yang makan daging babi karena mereka menemukan waktu senggang untuk memasak,” kata Ms Wang, seorang pekerja manufaktur berusia 53 tahun di Zhuhai, China.
“Di musim liburan ini, keluarga dan teman berkumpul bersama untuk menikmati makanan, sehingga kebutuhan akan daging babi semakin meningkat,” tambahnya.
Beberapa produsen juga dituduh menahan stok, berkontribusi pada kekurangan pasokan.
Pada bulan Juli, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China menasehati para petani mengenai “keengganan yang tidak masuk akal untuk menjual”.
Komisi menyatakan bahwa, menimbun babi untuk menggemukkan mereka atau menunggu harga yang lebih baik, dapat menyebabkan kekurangan jangka pendek tetapi juga membuat kelebihan di masa depan.
Kebijakan Cadangan
Selain itu, Kebijakan cadangan yang ada, melibatkan intervensi pemerintah yang luar biasa. Pada bulan Maret, pemerintah mengumumkan akan membeli 38.000-ton daging babi setelah harga turun.
“Ini untuk memastikan stabilitas harga dan pasokan terkait dengan “kepentingan vital masyarakat”, kata Dr Wang Zuli, pakar pemantauan produksi babi dan peringatan dini, di Akademi Ilmu Pertanian Tiongkok.
“Ketika harga daging babi rendah dan peternak merugi, pemerintah akan mendongkrak harga babi dengan mengumpulkan dan menyimpan produk,” lanjutnya.
“Saat harga daging babi tinggi, pemerintah akan menstabilkan harga babi dengan melepas cadangan,” sambung Wang.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.