Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Sebanyak 93 Warga Gunung Kidul Terjangkit  Antraks Akibat Konsumsi Ternak Mati

Sebanyak 93 Warga Gunung Kidul Terjangkit Antraks Akibat Konsumsi Ternak Mati
Ilustrasi hasil positif terjangkit virus Antraks akibat ternak mati. (The Andal Post/Eeza Putri)

Menghimbau Agar Jangan Beli Sapi dengan Harga Murah

Disisi lain Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menghimbau agar masyarakat jangan membeli sapi, apabila harga daging tersebut cenderung tidak wajar.

Pasalnya, Nadia mengungkapkan bahwa dinas peternakan seharusnya sudah memeriksa sapi sapi yang disembelih dan dijual seharusnya dalam keadaan yang sehat.

“Sapi yang mati mendadak atau sapi sakit mendadak itu harus (curiga), Gunungkidul kan masih endemis antraks, itu kita harus curiga,” kata Nadia Rabu (5/7/2023). 

“Dan itu yang selalu kita bilang kepada masyarakat jangan membeli sapi yang biasanya lebih murah. Kita selalu katakan sapi yang digunakan harus sehat. Jadi dinas peternakan harus periksa semua gitu,” sambung Nadia.

Nadia juga menegaskan bahwa dibutuhkan upaya yang preventif untuk mencegah penularan antraks.

Dengan cara memberikan makan hewan ternak dan menggembala di daerah yang terbebas dari virus Antraks, diharapkan kemunculan virus tersebut bisa diminimalisir.

Seperti diketahui Virus antraks biasanya menyebar ketika sapi memakan rumput dari tanah yang sebelumnya terpapar virus antraks.

“Artinya tidak boleh mengambil makanan rumput dari daerah tersebut. Yang kedua tadi, kalau ada sapi kambing yang terlihat tiba-tiba sakit, spesifik kayak antraks, seperti itu harus langsung dibunuh dan dikubur. Tidak boleh dijual dagingnya,” beber Nadia.

Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus-kasus Antraks.

Di sisi lain. Nadia juga kembali mengimbau agar hewan-hewan ternak harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. (els/lfr)