Florence Kabugho, seorang legislator untuk Kasese, mengatakan muncul banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai serangan brutal tersebut.
Mengingat kehadiran militer yang sangat dekat dengan perbatasan.
“Di mana keamanan ini ketika para pembunuh datang ke Uganda?” tanya Kabugho.
Padahal, itu bukanlah serangan pertama ADF terhadap sebuah sekolah di Uganda.
Pada bulan Juni 1998, 80 siswa dibakar hingga tewas di asrama mereka dalam serangan ADF di Kichwamba Technical Institute dekat perbatasan DRC. Bahkan, kala itu lebih dari 100 siswa juga diculik.
Ada Korban yang Tidak Bisa Dikenali
Joe Walusimbi, seorang pejabat yang mewakili Presiden Uganda Yoweri Museveni di Kasese, mengatakan beberapa korban terbakar tidak dapat dikenali.
Mayor Jenderal Dick Olum, komandan tentara untuk Uganda barat menuturkan para penyerang tinggal di kota itu dua hari sebelum serangan, menandai target mereka.
Ia mengatakan seorang pemuda tak dikenal telah pergi ke sekolah untuk memeriksa tata letaknya sebelum penyerangan.
“Begitulah penyerang datang dan mengunci pintu anak laki-laki. Anak laki-laki itu benar-benar mencoba untuk melawan, tetapi mereka kalah. Para penyerang lantas membakar ruangan,” beber Olum.
“Di asrama perempuan, mereka menemukan pintu, lalu membunuh dan memotong korban,” papar dia. (spm/ads)