ANDALPOST.COM — Serangan Rusia di desa Hroza, tenggara Kharkiv, telah menewaskan sedikitnya 51 orang. Termasuk seorang anak laki-laki berusia delapan tahun, kata Ukraina.
Penduduk desa sedang menghadiri peringatan warga setempat ketika sebuah rudal menyerang pada Kamis (5/10/2023) pukul 15:15 waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan tidak ada sasaran militer di wilayah tersebut, hanya warga sipil. Sementara Kepala daerah Kharkiv Oleh Synyehubov menggambarkan serangan itu sebagai salah satu kejahatan paling berdarah di wilayah tersebut.
Ia membenarkan bahwa setiap orang yang tewas adalah penduduk desa tersebut, dan serangan hari ini menewaskan 20% penduduk desa tersebut.
“Seperlima penduduk desa ini tewas dalam satu serangan teroris,” katanya di televisi nasional.
Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko mengatakan setiap rumah tangga terkena dampak di desa tersebut.
“Dari setiap keluarga, dari setiap rumah tangga, ada orang yang hadir,” ungkapnya.
Interfax Ukraina melaporkan bahwa pemakaman itu untuk seorang tentara Ukraina. Jandanya, anak laki-lakinya juga seorang tentara dan menantu perempuannya.
Termasuk di antara mereka yang tewas, kata jaksa setempat Dmytro Chubenko yang dikutip oleh media tersebut.
Tentara tersebut sebelumnya telah dimakamkan di Dnipro, namun kerabatnya mengatakan mereka ingin menguburkannya kembali di desa asalnya.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan tindakan tersebut bahkan tidak bisa disebut sebagai tindakan yang keji. Sebab akan menjadi penghinaan terhadap binatang.
Ia menuduh Rusia sengaja menargetkan desa tersebut ketika orang-orang berkumpul untuk upacara peringatan. Lalu mengatakan itu “bukan serangan buta”.
“Siapa yang bisa meluncurkan rudal ke arah mereka? Siapa? Hanya kejahatan mutlak,” katanya.
Distrik Kupyansk yang merupakan bagian dari desa tersebut telah menjadi garis depan bentrokan antara tentara Rusia dan Ukraina. Sejak Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh pada Februari tahun lalu.
Kota ini merupakan pusat pasokan utama bagi pasukan Rusia pada awal perang. Namun, Kyiv merebutnya kembali pada September 2022 setelah pertempuran selama berbulan-bulan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.