Kemarahan Matty itu dikatakan terjadi karena melihat perlakukan Malaysia yang mengkriminalkan para-LGBTQ. Hal ini berlawanan dengan bentuk dukungan Matty terhadap komunitas tersebut.
Sebelum keluar dari panggung, Matty berkata kepada penonton.
“Baiklah, kita harus pergi. Kami baru saja dilarang dari Kuala Lumpur, sampai jumpa lagi,” tutup Matty yang menjelaskan pembatalan band mereka di Malaysia.
Tanggapan Fans The 1975
Melihat bagaimana dampak dari apa yang dilakukan oleh Matty membuat The 1975 harus batal tampil di berbagai negara. Tentu hal ini memicu reaksi fans yang cenderung kecewa hingga kesal terhadap vokalis band tersebut.
Terlebih banyak fans yang mengatakan bahwa kekesalan Matty terhadap UU yang ada di Malaysia bukanlah suatu hal yang dapat dibenarkan.
Beberapa warganet menganggap bahwa setiap festival musik dan pengisi acara yang diundang di dalamnya harus mematuhi peraturan atau regulasi yang ditetapkan di negara tersebut.
Seperti yang katakan oleh pengguna twitter @iga_massardi.
“Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, when you in Rome, do as Romans do,” tulisnya.
Para fans juga melihat aksi yang dilakukan oleh Matty merupakan sebuah aksi yang tidak menghormati budaya dan peraturan negara lain.
Dimana, Matty menyerukan penentangannya terhadap UU yang ada di Malaysia akan tetapi ia melakukannya dengan cara yang tidak layak. Ia telah membuat penghinaan terhadap pemerintahan maupun peraturan yang mereka ikuti.
Seorang pengguna Twitter mencuit “It’s not about discrimination, it’s about respect” tulis akun @TVRumah2021. (ben/fau)