Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Singapura Akan Menciptakan Lebih dari 2.500 Pekerjaan di Sektor Manufaktur Makanan

Pada tahun depan, Sin Mui Heng Food Industries akan mengotomatiskan 80 persen proses manufakturnya dan meningkatkan produktivitasnya hingga lima kali lipat. (Sumber: CNA)

ANDALPOST.COM – Singapura akan menciptakan lebih dari 2.500 pekerjaan di sektor manufaktur makanan yang memungkinkan pekerja melakukan tugas andal serta meningkatkan produktivitas. Rencananya, hal tersebut akan mereka ciptakan dalam jangka pendek.

Proyek tersebut adalah bagian dari Peta Transformasi Pekerjaan (JTM) baru untuk sektor manufaktur makanan. Sebuah strategi bisnis guna meningkatkan daya saing dan kemampuan karyawannya.

Sekitar seperempat dari 22 pekerjaan yang dipelajari akan membutuhkan kajian ulang, seperti melatih supervisor produksi guna menggunakan otomatisasi dalam tugas-tugas manual.

Proyek andal tersebut juga akan mengidentifikasi delapan peran pekerjaan yang muncul. Termasuk dalam penciptaan makanan baru dan analitik data.

Negara Singapura sebagai Pemimpin Makanan Andal di Asia

“Transformasi bisnis dan tenaga kerja harus berjalan beriringan. Bisnis tidak dapat bertransformasi kecuali pekerjanya mampu mendukung model bisnis baru serta peran pekerjaan baru,” kata Menteri Tenaga Kerja, Tan See Leng, Rabu (14/12/2022).

“Memiliki pekerja terampil itulah yang memungkinkan sebuah bisnis untuk dapat bertransformasi. Pada saat yang sama, ketika bisnis berubah, pekerja juga akan lebih termotivasi untuk melakukan pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan untuk meraih peluang baru,” imbuhnya.

Peta transformasi pekerjaan diresmikan bersamaan dengan Peta Transformasi Industri (ITM) sektor manufaktur makanan 2025 yang diluncurkan oleh Tan See Leng.

ITM yang baru ini bertujuan untuk menjadikan Singapura sebagai pemimpin makanan tepercaya. Mereka juga berharap dapat meluncurkan merek-merek berkualitas ke Asia. Di antara strategi utama peta transformasi itu ialah ekspansi ke luar negeri.

“Kami telah membangun kepercayaan, reputasi, kredibilitas, dan integritas yang signifikan dalam hal semua pasokan kami,” terang Tan.

“Jadi, stempel Singapura sebenarnya adalah stempel kualitas dan produk yang sangat high-end dalam hal keamanan dan kepercayaan.”

“Jadi, startup Singapura ini (usaha kecil dan menengah) harus memanfaatkan nama merek Singapura, dibuat di SG, untuk kemudian dapat mengekspor ke banyak negara di seluruh dunia,” bebernya.

Strategi ITM lainnya mencakup fokus baru untuk meningkatkan ketahanan rantai pasokan, di tengah berlanjutnya pandemi dan krisis energi.

Lebih jauh, Tan menyebutkan bahwa Singapura telah melihat “peningkatan kerentanan” karena pasokan makanan dan fluktuasi harga.

Pelatihan bagi Pekerja Untuk Tugas yang Bertambah

Pabrik baru Industri Makanan Sin Mui Heng dilengkapi dengan teknologi pintar yang memungkinkan lampu, suhu, dan bahkan kualitas udara dikontrol secara otomatis.

Penggunaan alat canggih tersebut dapat menghemat waktu lima jam per hari. Pada tahun depan, perusahaan akan mengotomatiskan 80 persen proses manufakturnya dan meningkatkan produktivitas hingga lima kali lipat di bawah rencana ekspansinya.

“Namun demikian, kami tidak mengurangi jumlah tenaga kerja. Kami akan tetap mempertahankan pekerja,” terang direktur operasi Sin Mui Heng Food Industries Johnson Tay.

“Dulu setiap mesin membutuhkan sekitar tiga karyawan, tetapi saat ini kami hanya membutuhkan satu. Namun perlu diingat bahwa kami meningkatkan ukuran pabrik hampir dua kali lipat. Tapi, kami masih membatasinya dengan jumlah karyawan yang sama saat ini,” imbuhnya.

Perusahaan makanan yang memiliki jutaan pelanggaan itu juga memiliki rencana untuk memperluas ke negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Ghana.

Perusahaan saat ini mengekspor 20 persen produknya ke luar negeri, tetapi berharap dapat meningkatkannya menjadi 50 persen dalam lima tahun ke depan.

(SPM/MIC)