ANDALPOST.COM – Gempa bumi dengan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memakan korban jiwa sebanyak 268 orang dan telah merusak rumah sebanyak 22.198. Selain rumah, beberapa titik jalan juga rusak akibat retak goncangan dan reruntuhan bangunan.
“Total rumah rusak sebanyak 22.198 yang terdiri atas 6.570 rusak ringan, 2.071 rusak sedang, dan sebanyak 12.641 rusak berat,” tulis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui unggahannya di akun Instagram Pemerintah Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022) sore.
Tak hanya rumah, terdapat satu unit pesantren rusak berat, rumah sakit unit daerah Cianjur rusak ringan, empat unit gedung pemerintah rusak, tiga unit sarana pendidikan rusak dan satu sarana ibadah rusak akibat gempa ini. Selain itu, tanah longsor juga menjadi salah satu dampak atas gempa ini.
Adapun daerah yang terdampak gempa paling parah terdiri dari 12 kecamatan, diantaranya Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Warung Kondang, Kecamatan Gekbrong, Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Bojong Picung, Kecamatan Cikalong Kulon, Kecamatan Sukaluyu, dan Kecamatan Pacet.
Tercatat di antara jumlah korban jiwa meninggal dunia, sebanyak 122 jiwa tidak teridentifikasi. Reruntuhan bangunan akibat gempa juga menyebabkan sebanyak 151 orang belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian.
Selain memakan korban jiwa, gempa yang masih sering terjadi di daerah Kabupaten Cianjur itu juga menyebabkan sebanyak 1.083 orang luka-luka dan 58.362 orang mengungsi dengan lokasi pengungsian tersebar pada 14 titik.
Mengenai korban dan dampak kerusakan atas gempa senin lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengungkapkan data-data yang ia miliki.
“Tercatat di call center BPBD mayoritas yang meninggal dunia adalah anak-anak, kita sangat prihatin,” kata Emil saat menyampaikan data-data korban gempa di Pondok Bupati Cianjur pada, Senin malam.
Gempa Cianjur yang terjadi mendorong setiap orang untuk segera melakukan penanganan yang cepat dan tepat. Berbagai elemen masyarakat turut serta hadir dan menjadi relawan untuk mengambil peran membantu sesama.
BNPB selaku lembaga negara yang memiliki tugas dalam penanggulangan bencana berupaya untuk dapat mendirikan sebanyak 47 tenda untuk mendukung kebutuhan para warga yang mengungsi. Kemudian bantuan logistik berupa makanan dan kebutuhan lainnya juga disiapkan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pemerintah juga akan turut membantu dalam perbaikan rumah warga yang mengalami kerusakan baik itu kerusakan ringan sampai berat.
Ia juga berharap semua elemen masyarakat dan pemangku kebijakan harus hadir dalam membantu para korban.
“Gempa sudah terjadi, tidak ada satu kekuatan yang bisa menghindari kapan terjadinya bencana, yang pasti setelah terjadi bencana bagaimana upaya-upaya kita secara sinergi, soliditas dan sungguh-sungguh agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Suharyanto.
Bagi warga Cianjur juga dihimbau untuk mengungsi dulu ke posko pengungsian yang telah dibuat. Dengan mengungsi di posko pengungsian diharapkan warga akan lebih aman karena dikhawatirkan ada gempa susulan atau rumah warga belum aman untuk ditempati. (GEM/FAU)