Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Tiongkok Murka Atas Serangan Anti-Junta Myanmar

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. (Foto: REUTERS/Stringer)

Pada bulan Oktober, lebih dari 20.000 orang, sebagian besar warga Tiongkok, ditahan di lebih dari 100 kompleks di Myanmar Utara.

Banyak dari mereka diperdagangkan menipu orang asing melalui internet, menurut perkiraan USIP.

Pusat-pusat tersebut telah menjadi tantangan keamanan publik yang besar bagi Tiongkok dan para pejabat setempat.

Banyak pusat penipuan yang terjebak dalam pertempuran baru-baru ini, sehingga banyak warga negara asing yang terjebak dapat melarikan diri.

Dalam pidatonya pada tanggal 29 November, pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pertempuran di dekat perbatasan berasal dari masalah yang sudah berlangsung lama dan militer fokus memerangi pemberontak demi perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Brigade 611

Operasi 1027 dimulai di Negara Bagian Shan utara, berbatasan dengan Tiongkok.

Dimana pasukan yang dipimpin oleh Aliansi Tiga Persaudaraan, terdiri dari MNDAA, Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang dan Tentara Arakan (AA).

Mereka merebut sekitar 150 pos militer, lima kota dan empat gerbang perbatasan dalam waktu satu bulan.

Analis independen menganggap angka-angka tersebut dapat diandalkan dan junta, yang belum membahas secara spesifik mengenai kekalahan di medan perang, mengakui adanya kehilangan kendali.

Di antara pasukan pemberontak terdapat Brigade 611 multi-etnis, kata Kyaw Naing dari MNDAA.

Formasi tersebut mencakup pasukan dari entitas yang didukung oleh pemerintahan sipil paralel serta pejuang dari AA. Salah satu angkatan bersenjata etnis paling kuat di Myanmar, dan Tentara Pembebasan Rakyat Bamar (BPLA).

Foto-foto Brigade 611 yang diposting oleh outlet yang berafiliasi dengan MNDAA pada bulan Januari menunjukkan ratusan tentara berseragam tempur berkumpul untuk upacara wisuda.

Para pejabat mengawasi dari tenda, di bawah spanduk merah dengan tulisan Burma dan karakter Tiongkok. Beberapa pasukan Brigade 611 pun berlatih menggunakan drone menjelang operasi. (spm/ads)