Jangkauan Regional Turki
Pembicaraan dengan Kairo adalah bagian dari inisiatif kebijakan luar negeri Ankara baru-baru ini. Dimana hal ini ditujukan untuk memperbaiki hubungan dengan kekuatan regional lainnya, seperti Uni Emirat Arab, Israel, dan Arab Saudi.
Sebelum Ankara memulai upaya untuk memperbaiki hubungannya di wilayah tersebut, masalah ketidaksepakatan antara Turki dan Mesir juga menyangkut beberapa hal. Seperti, pembagian sumber daya hidrokarbon di Mediterania timur, konflik di Libya, perang di Suriah, serta krisis diplomatik di Teluk.
Turki mendukung Qatar setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik serta perdagangan dengan Doha pada Juni 2017 silam.
Sehingga muncul perkembangan yang menciptakan aliansi regional.
Empat sekutu Arab, didukung oleh beberapa negara tambahan, memberlakukan blokade laut, darat dan udara di Qatar, menuduh Doha mendukung terorisme.
Sebuah klaim yang berulang kali dibantah oleh negara Teluk tersebut.
Akgun mengatakan resolusi krisis Teluk pada 2021 telah menjadi katalis bagi Ankara untuk memperbaiki hubungannya dengan kekuatan regional.
“Qatar dan Turki adalah mitra geopolitik utama. Dan Ankara tidak akan pernah meningkatkan hubungannya dengan negara-negara yang memblokade ke level saat ini jika krisis Teluk tidak diselesaikan.”
“Saya percaya penyelesaian krisis Teluk selalu menjadi prasyarat untuk normalisasi hubungan dengan empat negara Teluk yang memblokade, dan mengecewakan Qatar tidak pernah menjadi pilihan bagi Ankara,” kata Akgun.
Arab Saudi, Mesir, UEA, dan Bahrain menandatangani perjanjian dengan Qatar pada Januari 2021. Mereka resmi akan mulai mencabut blokade mereka, dan menormalkan hubungan setelah lebih dari tiga tahun mengalami ketegangan. (spm/rge)