ANDALPOST.COM — Uni Eropa (UE) menyebut akan menangguhkan dukungan keuangan serta kerja sama keamanan dengan Niger setelah terjadinya kudeta, Sabtu (29/7/2023).
Sebelumnya, Uni Afrika meminta para militer kudeta Niger untuk kembali ke barak mereka.
Komandan pengawal kepresidenan Niger Jenderal Abdourahamane Tchiani pada Jumat (28/7/2023) mengatakan, dirinya sebagai kepala pemerintahan transisi. Setelah tentaranya menahan Presiden Mohamed Bazoum.
“Selain penghentian segera dukungan anggaran, semua tindakan kerja sama di bidang keamanan ditangguhkan tanpa batas waktu dengan segera,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Josep Borrell dalam sebuah pernyataan, Sabtu.
Menurut situs webnya, UE telah mengalokasikan Rp8 triliun dari anggarannya untuk meningkatkan tata kelola, pendidikan, dan pertumbuhan berkelanjutan di Niger selama periode 2021-2024.
“Bazoum tetap menjadi satu-satunya Presiden Niger yang sah,” klaim Borrell.
Ia juga menyerukan pembebasan Bazoum dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin kudeta atas keselamatan presiden dan sang keluarga.
Borrell mengatakan UE siap untuk mendukung keputusan masa depan yang diambil oleh blok regional Afrika Barat. Termasuk penerapan sanksi.
Tawaran Dukungan AS
Sebelumnya, diplomat andal Amerika Serikat (AS) juga menawarkan dukungan terhadap pemimpin Niger yang digulingkan.
AS pun memperingatkan para penculiknya, bahwa bantuan ratusan juta dolar dapat berisiko jika norma-norma demokrasi tidak dipulihkan.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan, kepada Bazoum melalui sambungan telepon bahwa Washington akan bekerja untuk membangun kembali tatanan konstitusional. Setelah penggulingannya dalam kudeta, kata Departemen Luar Negeri.
Blinken pun memuji peran Bazoum dalam mempromosikan keamanan. Tidak hanya di Niger tetapi juga di wilayah Afrika Barat yang lebih luas.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.