Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Ukraina Anggap Teknologi Udara NATO sebagai Terobosan Baru Lawan Rusia

Ilustrasi perang Ukraina dan Rusia (Foto: Press Service of the 92nd Separate Mechanized Brigade/Handout via REUTERS)

Jalan Buntu

Semua aktivitas udara ini tampaknya berusaha menutupi kurangnya pergerakan besar di darat.

Pasukan Ukraina melaporkan kemajuan kecil di dekat kota timur Bakhmut, yang perlahan-lahan mereka coba lingkari.

Pertahanan yang berhasil melawan upaya Rusia untuk mengepung Avdiivka, di selatan Bakhmut.

Hanya ada satu laporan yang perlu diperhatikan, wartawan militer Rusia mengatakan Ukraina telah mendaratkan lebih banyak pasukan di tepi kiri Sungai Dnipro di Kherson.

Juga mengoperasikan pasukan seukuran batalion yang terdiri dari sekitar 300 tentara termasuk kendaraan lapis baja di dekat desa Krynky.

Ada banyak pembicaraan tentang kebuntuan selama seminggu.

“Sama seperti pada Perang Dunia Pertama, kita telah mencapai tingkat teknologi yang membuat kita menemui jalan buntu,” kata Valery Zaluzhny.

Zaluzhny mengatakan perang Ukraina sedang bergerak menuju tahap yang menguntungkan pihak yang memiliki sumber daya lebih besar.

“Ini akan menguntungkan Rusia, memungkinkan mereka membangun kembali kekuatan militernya, yang pada akhirnya mengancam angkatan bersenjata Ukraina dan negara itu sendiri,” imbuhnya.

Kedua pemerintah pun bergerak untuk menghapus gagasan kebuntuan.

Sementara Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah perang telah mencapai jalan buntu.

“Hari ini waktu telah berlalu dan orang-orang sudah lelah. Tapi ini bukan jalan buntu”, saat konferensi pers dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang sedang berkunjung.

Laporan menunjukkan bahwa tentara Ukraina memang kelelahan karena pertempuran terus-menerus selama hampir dua tahun.

Zaluzhny pun mengatakan untuk memecahkan kebuntuan, Ukraina perlu menguasai udara.

“Senjata dasar, seperti rudal dan peluru, tetap penting. Namun angkatan bersenjata Ukraina memerlukan kemampuan dan teknologi militer utama untuk keluar dari perang semacam ini. Yang paling penting adalah kekuatan udara,” tegasnya. (spm/ads)