Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Ukraina Anggap Teknologi Udara NATO sebagai Terobosan Baru Lawan Rusia

Ilustrasi perang Ukraina dan Rusia (Foto: Press Service of the 92nd Separate Mechanized Brigade/Handout via REUTERS)

ANDALPOST.COM — Ukraina serta Rusia saling melancarkan serangan rudal pada minggu ke-89 perang, Jumat (10/11/2023). Rusia sengaja menggunakan kekuatan udara guna menekan Ukraina.

“Rusia menguasai langit,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Disisi lain, Moskow telah mengingatkan superioritas udara tersebut pada malam sebelumnya, ketika mereka meluncurkan 40 drone Shahed melawan Ukraina.

Hal itu menjadi salah satu serangan terbesar dalam beberapa pekan terakhir.

Sementara Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 24 serangan. Namun, 16 sisanya menghantam infrastruktur penting dan rumah-rumah warga sipil. 

Di antara sasarannya adalah fasilitas militer di Ivano-Frankivsk dan fasilitas infrastruktur di Lviv serta Odesa.

Dua malam kemudian, Rusia kembali menunjukkan daya tembak unggulannya dengan kombinasi 22 drone Shahed dan empat rudal berbagai jenis.

Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 15 drone dan dua rudal. Namun, staf umum mengatakan sisanya menghancurkan infrastruktur pelabuhan di Odesa dan infrastruktur sipil di kota Kherson.

Pada malam yang sama, Rusia menjatuhkan 87 bom luncur ke Kherson, salvo amunisi terbesar sejauh ini dalam perang.

Pemogokan terburuk terjadi pada siang hari bolong pada tanggal 3 November.

Lebih dari 20 tentara dilaporkan tewas oleh rudal Iskander Rusia ketika menghantam upacara penghargaan untuk Brigade Transkarpatia Gunung Serangan Terpisah ke-128 di Zaporizhia.

“Ini adalah tragedi yang sebenarnya bisa dihindari,” kata Zelensky dalam pidato videonya.

Penyelidikan

Ilustrasi pasukan Rusia (Foto: REUTERS/Sergey Pivovarov)

Menteri Pertahanan Rustem Umerov memerintahkan penyelidikan penuh. Ukraina juga meraih keberhasilan penting dalam perang udara.

Outlet berita Rusia, Astra, mengatakan pada 1 November, empat rudal Ukraina menghantam pos komando kelompok Dnipr di desa Strilkove, di Arabat Spit di lepas pantai timur Krimea, menewaskan dua tentara dan melukai tiga lainnya.

Tiga hari kemudian, Ukraina merusak parah sebuah korvet Rusia saat berada di galangan kapal di pelabuhan Kerch.

Foto-foto selanjutnya menunjukkan bahwa itu adalah Askold, pembawa rudal Kalibr kelas Karakurt. 

Korvet kelas Karakurt pertama kali dibangun pada tahun 2016 dan merupakan salah satu korvet paling modern di Rusia. 

Sedangkan galangan kapal Zalyv, tempat serangan terjadi, adalah satu dari tiga korvet yang melayani Armada Laut Hitam.

“Galangan kapal Zalyv adalah galangan kapal terbesar di Eropa Timur dan kemungkinan merupakan fasilitas perbaikan utama untuk (Armada Laut Hitam) di Krimea setelah serangan Ukraina yang berhasil terhadap fasilitas perbaikan kapal milik negara Rusia Sevmorzavod di Sevastopol pada 13 September,” ungkapnya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menembakkan 15 rudal ke pelabuhan tersebut, 13 diantaranya telah ditembak jatuh.

Ada insiden lain yang menunjukkan prioritas tinggi yang diberikan Ukraina pada serangan udara.

Wartawan militer Rusia mengatakan Ukraina menyerang Skadovsk di Kherson dengan rudal pada malam tanggal 4 November dan menyerang pelabuhan Berdyansk dengan rudal Storm Shadow pada tanggal 5 November.

Sumber-sumber Rusia juga mengklaim bahwa serangan drone Ukraina yang menargetkan jalur kereta api di Krimea telah berhasil dijatuhkan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.