ANDALPOST.COM — Pasukan Rusia kian meningkatkan serangan di kota-kota garis depan di Ukraina Timur, Selasa (11/4).
Militer Rusia menggempur Ukraina melalui serangan udara maupun artileri.
Bersamaan dengan hal tersebut, sekutu Ukraina, Amerika Serikat (AS) masih terus berusaha untuk menemukan sumber kebocoran dokumen rahasianya, termasuk rencana serangan balik terhadap Rusia.
Meski mengalami kebocoran data rahasia, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan, AS tetap menjadi mitra terpercaya bagi Ukraina dan tetap berfokus pada proses perdamaian.
“Selama panggilan kami, Blinken menegaskan kembali dukungan AS yang kuat dan dengan keras menolak segala upaya untuk meragukan kemampuan Ukraina untuk menang di medan perang. AS tetap menjadi mitra terpercaya Ukraina, berfokus pada memajukan kemenangan kami dan mengamankan perdamaian yang adil,” beber Kuleba.
Sementara itu, Staf Umum Ukraina menyebut Rusia melanjutkan serangan di wilayah Donetsk timur. Di mana beberapa kota besar dan kecil telah dibombardir.
Lebih lanjut, pasukan Ukraina pun mencoba menangkis sejumlah serangan tersebut di tengah usaha militer Rusia untuk menguasai Bakhmut.
Seorang komandan tinggi Ukraina menuduh Moskow menggunakan taktik bumi hangus dari Suriah.
“Musuh beralih ke apa yang disebut taktik bumi hangus dari Suriah. Itu menghancurkan bangunan melalui serangan udara dan tembakan artileri,” kata Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi, komandan pasukan darat Ukraina.
Pertempuran tersebut juga menjadi serangan paling berdarah semenjak agresi Rusia pada tahun lalu.
Meski begitu, baik Rusia maupun Ukraina mengalami banyak kerugian. Termasuk gugurnya para korban dalam pertempuran Bakhmut.
“Situasinya sulit tetapi dapat dikendalikan,” tambah dia.
Kondisi Bakhmut
Kepala bagian Donetsk yang dikuasai Moskow Denis Pushilin, mengatakan pasukan Rusia sekarang menguasai 75 persen kota di Ukraina.
Namun, ia menyebut masih terlalu dini untuk membahas jatuhnya Bakhmut.
Tak hanya Bakhmut, pasukan Rusia juga menargetkan kota Avdiivka.
“Rusia telah mengubah Avdiivka menjadi kehancuran total,” kata Pavlo Kyrylenko, gubernur regional Donetsk.
“Secara total, sekitar 1.800 orang tetap berada di Avdiivka, semuanya mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari,” imbuhnya.
Sementara di Chasiv Yar, kota besar pertama di sebelah barat Bakhmut, hanya tersisa sedikit bangunan yang masih utuh.
Warga setempat bahkan terpaksa mengantri demi mendapatkan makanan dan bantuan lainnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.