Kamil juga menegaskan bahwa dirinya bukanlah orang yang anti kritik. Tetapi, ia mengingatkan sebagai seorang tenaga pendidik, harusnya Sabil bisa lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
“Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respons dengan santai dan biasa saja,” tutur Kamil.
“Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja,” lanjutnya.
“Mungkin karena yang melakukannya posting kasar adalah seorang guru, yang postingannya mungkin dilihat atau ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah atau yayasan untuk menjaga nama baik institusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan,” sambung Kamil.
Terkait pemecatan ini, Kamil sudah mengaku menelpon dua sekolah tempat Sabil mengajar, dan meminta agar pemecatan dibatalkan.
“Karenanya, setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah atau yayasan agar yang bersangkutan cukup dinasihati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan,” ujarnya dalam klasifikasi tersebut. (els/adk)