Sri Mulyani juga menanggapi bahwa jika utang tersebut terus dikelola dengan baik maka tidak akan berdampak pada masalah-masalah baru. Justru penambahan nilai utang tersebut untuk mendukung pembangunan Indonesia.
“Paling penting prinsipnya yang jatuh tempo bisa dibayar yang kemudian beban utangnya tetap manageble, itu yang masuk dalam sustainabilitas,” papar Sri Mulyani.
Dilansir dari CNBC Indonesia, ternyata, Indonesia menghabiskan sekitar Rp 500 triliun tiap tahunnya untuk membayar cicilan pokok utang. Bila digabung dengan pembayaran bunga utang maka angkanya berkisar Rp 750-900 triliun.
Utang Besar Indonesia digunakan untuk Apa?
Isu utang negara memang sejak bertahun-tahun lalu sering menjadi pokok bahasan. Tidak jarang pula isu ini menjadi bahan singgungan di dunia politik. Dan jika membahas utang, hanya sedikit masyarakat yang mungkin paham akan pembahasan ini.
Kementerian Keuangan lantas membuat sebuah publikasi untuk menjawab pertanyan terkait utang. Salah satu pertanyaan yang mungkin sering ditanyakan oleh masyarakat awam adalah apakah utang pemerintah masih aman?
Utang pemerintah dikelola sedemikian baiknya agar bermanfaat bagi Indonesia. Indonesia dengan defisit yang rendah, menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi.
Dengan kata lain, tambahan utang menjadi lebih kecil apabila dibandingkan tambahan manfaat yang diperoleh. Inilah yang disebut utang dikelola dengan baik, terjaga dan hati-hati. (paa/ads)