Kerja Sama China-AS dalam Pendanaan Iklim
Baik China maupun AS terus bekerja sama dalam pendanaan iklim, menurut Janet Yellen.
Namun, Yellen juga mendorong kerja sama yang lebih dalam guna mengatasi ancaman eksistensial pemanasan global.
“Sebagai dua penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia dan investor terbesar dalam energi terbarukan, kami memiliki tanggung jawab bersama serta kemampuan untuk memimpin,” kata Yellen di depan para ahli di China.
“Perubahan iklim berada di puncak daftar tantangan global, dan Amerika Serikat serta China harus bekerja sama untuk mengatasi ancaman eksistensial ini,” sambung dia.
Lebih lanjut, ia menyebut pendanaan iklim harus ditargetkan secara efisien dan efektif.
Sehingga, Yellen menekan China untuk mendukung lembaga multilateral yang ada seperti Dana Iklim Hijau. Sembari mendorong keterlibatan sektor swasta dalam transisi menuju net zero.
“Kedua ekonomi kita berusaha untuk mendukung mitra di pasar negara berkembang dan negara berkembang saat mereka berusaha untuk mencapai tujuan iklim mereka, dan saya yakin kerja sama AS-Tiongkok yang berkelanjutan dalam pendanaan iklim sangat penting,” beber sang Menkeu.
China tahun lalu secara singkat mengatakan pihaknya menangguhkan pembicaraan tentang iklim setelah Nancy Pelosi, ketua DPR saat itu, mengunjungi Taiwan.
Seperti diketahui, hubungan China dan Taiwan memang terus mengalami ketegangan.
Terlebih, China mengklaim bahwa Taiwan merupakan bagian dari negaranya.
Meski begitu, muncul tanda-tanda pembicaraan dapat segera dimulai kembali. Dengan utusan AS John Kerry akan melakukan perjalanan ke China guna membahas kerja sama pendanaan perubahan iklim. (spm/ads)