Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

AS-Iran Bertukar Tahanan, Analis Sebut Masih Ada Ketegangan

Siamak Namazi dan Morad Tahbaz, yang dibebaskan selama kesepakatan pertukaran tahanan antara AS dan Iran, tiba di Bandara Internasional Doha, Qatar 18 September 2023. (Foto: REUTERS/Mohammed Dabbous)

Pembicaraan JCPOA akhirnya ditunda, dan upaya untuk menghidupkannya kembali dipersulit oleh tindakan keras terhadap pengunjuk rasa di Iran. Serta tuduhan bahwa Teheran menyediakan drone kepada Moskow untuk digunakan di Ukraina.

Pejabat pemerintahan Biden juga telah menekankan bahwa Iran hanya akan diizinkan menggunakan dana yang dibekukan untuk tujuan kemanusiaan. Di tengah kritik dari legislator Partai Republik yang menuduh Washington membayar uang tebusan untuk sandera.

Padahal hal tersebut bertentangan dengan kebijakan pemerintah.

Beberapa hari yang lalu, ketika pertukaran tahanan semakin dekat, Amerika menjatuhkan sanksi terhadap puluhan pejabat. Serta entitas Iran atas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) selama tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah di Iran tahun lalu.

AS juga mengeluarkan sanksi terhadap Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Kementerian Intelijen Iran saat pertukaran tahanan berlangsung pada hari Senin. 

“Kami akan terus membebani Iran atas tindakan provokatif mereka di kawasan,” kata Biden.

Pemilu AS

Namun, para pendukung diplomasi masih berharap bahwa perjanjian yang dicapai pada hari Senin ini dapat berfungsi. Sebagai langkah untuk memulai kembali perundingan mengenai nuklir, serta isu-isu lainnya.

Sina Toossi, peneliti senior di lembaga pemikir Pusat Kebijakan Internasional di Washington, DC, mengatakan meskipun kecil kemungkinan Iran dan AS akan segera mencapai kesepakatan yang lebih luas. Sebab pertukaran tahanan adalah langkah penting.

“Ini akan membawa pulang warga Amerika. Hal ini akan memungkinkan bantuan kemanusiaan disalurkan kepada rakyat Iran yang sangat membutuhkannya,” kata Toossi.

“Dan hal ini menciptakan dasar bagi AS dan Iran untuk menjauh dari kebijakan berbahaya, bermusuhan, dan konfrontatif yang mereka miliki, dan mudah-mudahan bergerak menuju kesepakatan diplomatik yang lebih luas,” jelasnya.

Namun, ia menyebut menghidupkan kembali JCPOA tidak mudah ditengah pemilihan presiden AS yang akan berlangsung pada November 2024.

Ia mengatakan Biden kemungkinan besar tidak akan memberikan konsesi kepada Iran menjelang pemungutan suara.

Pada saat yang sama, Iran justru ingin mempertahankan pengaruhnya jika Trump kembali berkuasa. (spm/ads)