Menurut Folha de Sao Paulo, Sousa memiliki cache senilai sekitar Rp484 juta.
Sousa juga menjelaskan bahwa ia terinspirasi untuk mendapatkan senjata karena kata-kata dari Bolsonaro yang secara blak-blakan mendukung kepemilikan senjata.
Pengacara awal Sousa, Wallison dos Reis Pereira, mengatakan dia telah mengaku dan bekerja sama dengan polisi.
Namun pengacaranya saat ini, Jorge Chediak, menyebut pengakuan Sousa kepada polisi penuh dengan kontradiksi.
Meski begitu, Chediak belum berbicara dengan Sousa, yang saat ini berada di penjara.
Di sisi lain, Lula telah berjanji untuk memerintah semua orang Brasil, tetapi dia menghadapi tantangan berat guna menyatukan negara yang terpecah belah. Setelah empat tahun ditandai meningkatnya kemiskinan, perusakan lingkungan, dan menjadi salah satu negara kasus COVID-19 tertinggi di dunia.
Pemerintahannya yang akan datang menandai “halaman baru untuk Brasil, dengan lebih banyak demokrasi dan hak.
“Mengatur Brasil berarti berurusan dengan agribisnis, evangelis, dan mantan sekutu Bolsonaro,” Carlos Melo, seorang profesor ilmu politik di Universitas Insper di Sao Paulo.
“Ini bisa membuat frustasi pemilih Lula yang setengah hati, tapi itulah yang mereka pilih,” tegas Melo.
(SPM/FAU)