Menurut laporan tersebut, Israel akan membebaskan perempuan dan tahanan Palestina di bawah umur dari penjara.
Mereka juga mempertimbangkan untuk membiarkan bahan bakar masuk ke Gaza, sambil tetap mempunyai hak guna melanjutkan pertempuran setelah kesepakatan tersebut.
“Ketika kami memiliki sesuatu yang konkrit untuk disampaikan maka kami akan memberikan informasi terbaru kepada keluarga korban dan menyampaikannya kepada pemerintah,” kata Netanyahu.
“Sampai saat itu, diam adalah yang terbaik,” tegasnya.
Di Tel Aviv, ribuan orang bergabung dalam unjuk rasa untuk mendukung keluarga para sandera.
Penduduk Gaza mengatakan pasukan Israel, yang berperang untuk melenyapkan Hamas setelah serangan berdarah melintasi perbatasan pada 7 Oktober, telah bentrok dengan orang-orang bersenjata Hamas sepanjang malam.
Tepatnya di sekitar Kota Gaza di mana rumah sakit Al Shifa, yakni sebuah rumah sakit terbesar di Gaza, berada.
Ashraf Al-Qidra, yang mewakili kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan rumah sakit tersebut menghentikan operasinya setelah kehabisan bahan bakar.
Ia mengatakan dua bayi meninggal di inkubator karena hal tersebut dan penembakan Israel menewaskan seorang pasien dalam perawatan intensif.
“Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pendudukan (Israel) telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya,” katanya.
Di sisi lain, Kolonel Moshe Tetro, kepala koordinasi dan penghubung di COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan sipil di Gaza, mengatakan telah terjadi bentrokan.
“Tidak ada penembakan di rumah sakit dan tidak ada pengepungan,” beber dia. (spm/ads)