Serangan Udara dan Penembakan
Serangan udara, pemboman artileri, dan pertempuran dilaporkan terjadi di Gaza hingga Jumat malam.
Seiring meredupnya harapan akan adanya terobosan dalam pembicaraan di Mesir yang bertujuan untuk membuat Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata baru.
Militer Israel memerintahkan penduduk Al-Bureij, di Gaza tengah, untuk segera pindah ke selatan.
Perintah tersebut mengisyaratkan fokus baru serangan darat yang telah menghancurkan bagian utara wilayah kantong tersebut dan melakukan serangkaian serangan di bagian selatan.
Beberapa warga mengemasi gerobak keledai dan pergi.
Namun belum ada tanda-tanda akan adanya sejumlah besar orang dari Al-Bureij yang bergabung dengan ratusan ribu orang akan melarikan diri ke daerah lain.
“Ke mana kami harus pergi? Tidak ada tempat yang aman,” kata Ziad, seorang petugas medis dan ayah enam anak.
“Mereka meminta orang-orang untuk pergi ke (kota Gaza tengah) Deir Al-Balah, di mana mereka melakukan pengeboman siang dan malam,” imbuhnya.
Serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Nusseirat menewaskan tiga orang termasuk seorang jurnalis saluran TV Aqsa Hamas dan dua kerabatnya, kata pejabat kesehatan dan media Hamas.
Kematian reporter tersebut akan menambah jumlah jurnalis yang tewas dalam konflik itu menjadi 69 orang, menurut perhitungan Komite Perlindungan Jurnalis.
Di wilayah selatan, setidaknya empat warga sipil tewas dalam serangan udara terhadap sebuah mobil di Rafah, kata seorang pekerja penyelamat Palestina.
Seorang anak laki-laki, wajahnya berlumuran darah, dan seorang anak perempuan, dibawa pergi, demikian tayangan video.
“Serangan Israel yang membabi-buta terhadap Gaza telah mengubah bagian utara Jalur Gaza menjadi tumpukan puing,” kata badan amal medis MSF dalam sebuah postingan di X.
“Di rumah sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, korban tewas dan terluka terus berdatangan hampir setiap hari. Tidak ada tempat yang aman,” imbuhnya. (spm/ads)