Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Posisi Biden di Tengah Konflik Israel-Palestina Tentukan Nasibnya di Pilpres 2024

Presiden AS Joe Biden (Foto: REUTERS/Leah Millis)

Perubahan Sikap

Namun meningkatnya laporan mengenai Islamofobia dalam negeri mendorong perubahan sikap pemerintahan Biden.

Pada tanggal 14 Oktober, seorang anak laki-laki Palestina-Amerika berusia enam tahun bernama Wadea Al-Fayoume ditikam sampai mati di dekat Chicago karena dugaan kejahatan rasial. Sang ibu pun juga mengalami luka parah.

“Kita harus, tanpa keraguan, mengecam anti-Semitisme,” kata Biden.

“Kita juga harus, tanpa ragu-ragu, mengecam Islamofobia,” tegas dia.

Hingga, diadakan pertemuan-pertemuan off-the-record dengan aktivis Palestina dan Muslim terjadi setelah pembunuhan tersebut.

Pada tanggal 23 Oktober, Menteri Luar Negeri Antony Blinken pun mengatakan ia bertemu dengan perwakilan komunitas Arab dan Palestina-Amerika.

Beberapa hari setelahnya, Gedung Putih juga menjamu lima advokat dan pejabat Muslim dalam sebuah pertemuan yang tidak dipublikasikan oleh Dewan Keamanan. 

Dana El Kurd, peneliti senior di Arab Center Washington DC, mengatakan upaya Biden itu nampaknya gagal.

“Masyarakat sangat marah dengan cara pemerintah melakukan pendekatan terhadap semua ini. Mereka merasa hal ini semakin mengobarkan api kekerasan yang sedang berlangsung,” kata El Kurd tak lama setelah pertemuan tersebut.

Sementara itu, Yasmine Taeb, direktur legislatif dan politik di MPower Change, sebuah kelompok advokasi Muslim Amerika, mengatakan pesan pemerintah kepada Muslim dan Arab Amerika tampaknya dirancang untuk mengatasi merosotnya angka jajak pendapat Biden.

“Langkah tersebut nampak dibuat-buat,” kata Taeb. (spm/ads)