Dampak Kelambatan Pertumbuhan Ekonomi
Kenny Tan, direktur divisi perencanaan tenaga kerja dan divisi kebijakan di Kementerian Tenaga Kerja Singapura, menjawab mengenai dampak petumbuhan lambat.
“Kami mengharapkan beberapa moderasi, terutama di beberapa sektor yang akan lebih terpengaruh,” kata Tan.
Namun, dia menambahkan pasar kerja masih cukup kuat dengan banyak vaksin yang belum terisi, dan pekerjaan non-residen masih terus bertambah.
Kendati begitu, pemerintah sangat jelas dan konsisten dengan komitmennya untuk memastikan bahwa pekerjaan akan dilindungi dan warga Singapura diurus.
“Kami waspada jika pasar melemah dan kami siaga jika kami perlu melakukan sesuatu untuk mendukung pekerja Singapura jika ekonomi semakin melemah,” imbuh Tan.
Sementara itu, keputusan untuk menurunkan perkiraan setahun penuh 2022, akan ada setelah ekonomi tumbuh pada kuartal ketiga sebesar 4,1 persen.
Pada basis penyesuaian musim kuartal-ke-kuartal, ekonomi tumbuh sebesar 1,1 persen, membalikkan kontraksi 0,1 persen pada kuartal kedua.
Kondisi Sektor-Sektor Industri
Diketahui, sektor manufaktur berkembang dengan laju yang lebih lambat sebesar 0,8 persen tahun ke tahun. Dibandingkan, dengan pertumbuhan 5,6 persen pada kuartal sebelumnya.
Lalu, sektor informasi dan komunikasi meningkat sebesar 6,2 persen, melambat dari pertumbuhan 9,8 persen pada kuartal sebelumnya.
Namun, sektor konstruksi diketahui tumbuh sebesar 7,8 persen, meningkat dari pertumbuhan 4,8 persen pada kuartal sebelumnya. Hal ini terjadi, karena hasil konstruksi sektor publik dan swasta meningkat.
Berikutnya, sektor perdagangan grosir berkembang sebesar 5,4 persen tahun ke tahun, lebih cepat dari pertumbuhan 1,6 persen pada kuartal sebelumnya.
Namun, MTI mengatakan bahwa untuk sisa tahun ini, prospek ekonomi eksternal yang lebih lemah, akan membebani pertumbuhan sektor-sektor yang berorientasi keluar. Hal ini, termasuk klaster elektronik dan kimia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.